Manfaat multimedia
Multimedia memiliki beberapa keunggulan bila dibandingkan dengan media-media lainnya
seperti buku, audio, video, atau televisi. Keunggulan yang paling menonjol adalah
interaktivitas. Bates (1995) berargumen bahwa diantara media-media lain interaktivitas
multimedia atau media lain yang berbasis komputer adalah yang paling nyata (overt).
Sebagai perbandingan media televisi pun sebenarnya juga menyediakan interaktivitas, hanya
saja interaktivitas ini samar (covert).
Keunggulan multimedia dalam hal interaktivitas adalah
media ini secara inheren memaksa pengguna untuk berinteraksi dengan materi. Interaksi ini
bervariasi dari yang paling sederhana hingga yang kompleks. Interaksi sederhana misalnya
pengguna harus menekan keyboard atau melakukan klik dengan mouse untuk berpindah-pindah halaman (display) atau memasukkan jawaban dari suatu latihan dan komputer
merespon dengan memberikan jawaban benar melalui suatu umpan balik (feedback). Interaksi
yang komplek misalnya aktivitas di dalam suatu simulasi sederhana di mana pengguna bisa
mengubah-ubah suatu variabel tertentu atau simulasi komplek seperti simulasi menerbangkan
pesawat udara.
Beberapa keuntungan simulasi di dalam multimedia pembelajaran adalah :
- Menirukan suatu keadaan nyata yang bila dihadirkan terlalu berbahaya (mis simulasi reaktor nuklir)
- Menirukan suatu keadaan nyata yang bila dihadirkan terlalu mahal (misal simulasi pesawat udara)
- Menirukan keadaan yang sulit untuk diulangi secara nyata (misal letusan gunug berapi atau gempa bumi)
- Menirukan keadaan yang jika dilakukan secara nyata memerlukan waktu yang panjang (misal pertumbuhan tanaman jati)
- Menirukan kondisi alam yang ekstreem (misal kondisi di kutub)
- Siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan , kesiapan dan keinginan mereka. Artinya pengguna sendirilah yang mengontrol proses pembelajaran.
- siswa belajar dari tutor yang sabar (komputer) yang menyesuaikan diri dengan kemampuan dari siswa.
- siswa akan terdorong untuk mengejar pengetahuan dan memperoleh umpan balik yang seketika.
- siswa menghadapi suatu evaluasi yang obyektif melalui keikutsertaannya dalam latihan/tes yang disediakan.
- siswa menikmati privasi di mana mereka tak perlu malu saat melakukan kesalahan.
- Belajar saat kebutuhan muncul (“just-in-time” learning).
- Belajar kapan saja mereka mau tanpa terikat suatu waktu yang telah ditentukan.